Kamis, 15 November 2012

Inilah salah satu bukti kecurangan dan penipuan wahabi yang sangat licik..


Wahabi / Manhaj salaf palsu menipu umat atas nama al-Hafizd Ibnu Rajab al-Hanbali

Ketika wahabi / manhaj salaf palsu berhujjah menolak riwayat takwilan imam Ahmad bin Hanbal pada salah satu ayat shifat, mereka membawakan ucapan al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya Fathul Bari syarh Sahih Bukhari halaman 367-368,
yang seolah-olah Ibnu Rajab mengatakan riwayat takwil imam Ahmad itu musykil dan sanadnya tidak tsabit / kuat.

Berikut nukilan Ibnu Rajab dalam kitab Fathul Barinya yang dibawakan wahabi sebagai hujjah :

وهذه رواية مشكلة جداً ، ولم يروها عن أحمد غير حنبل ، وهو ثقة ، إلا أنه يهم أحيانا ، وقد اختلف متقدمو الأصحاب فيما تفرد به حنبل عن أحمد: هل تثبت به رواية عنه أم لا ؟

Riwayat ini sangatlah rumit dan tidak meriwayatkannya seorang pun selain Hanbal, walaupun ia tsiqah akan tetapi ia terkadang sedikit wahm. Telah berbeda pendapat para ulama terdahulu tentang tafarrud (riwayat menyendiri)-nya dari imam Ahmad,
apakah riwayatnya tsabit (kuat) atau tidak “. (Fathul Bari syrh Sahih Bukhari, Ibnu Rajab : Juz 2 halaman 368)

Bisa dicek nukilan ulama wahabi penipu ini di situs berikut :

1. http://islamport.com/w/amm/Web/2571/13893.htm
2. http://www.osalaf.com/vb/archive/index.php/t-91.html
3. http://www.startimes.com/f.aspx?t=24404600

Juga ada di salah satu kitab ulama wahabi karya Faiz Ahmad Habis salah satu dosen di Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah.

Jawaban :

Benarkah komentar Ibnu Rajab tsb menyinggung masalah Takwil imam Ahmad bin Hanbal ??

Ternyata setelah kita cek di kitab Fathul Bari Ibnu Rajab sendiri, komentar beliau tersebut bukanlah membahas atau menyinggung tentang takwilan imam Ahmad, melainkan sedang membahas bab sholat, jika pakaiannya sempit.

Simak redaksi aslinya berikut ini :

وقال حنبل : قيل لأبي عبد الله – يعني أحمد -: الرجل يكون عليه الثوب اللطيف لا يبلغ أن يعقده ، ترى أن يتزر به ويصلي ؟ قال : لا أرى ذلك مجزئا عنه ، وإن كان الثوب لطيفاً صلَّى قاعداً وعقده مِن ورائه ، على ما فعل أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- (في الثوب الواحد) . وهذه رواية مشكلة جداً ، ولم يروها عن أحمد غير حنبل ، وهو ثقة ، إلا أنه يهم أحيانا ، وقد اختلف متقدمو الأصحاب فيما تفرد به حنبل عن أحمد: هل تثبت به رواية عنه أم لا ؟
ولكن اعتمد الأصحاب على هذه الرواية ، ثم اختلفوا في معناها : فقال القاضي أبو يعلى ومن اتبعه: من وجد ما يستر به منكبيه أو عورته ولا يكفي إلا أحدهما فإنه يستر عورته ، ويصلي جالسا ؛ لأن الجلوس بدل عن القيام ، ويحصل به ستر العورة ، فيستر بالثوب اللطيف منكبيه حيث لم يكن له بدل

“ Hanbal berkata : “ Ditanyakan kepada Abu Abdillah yaitu imam Ahmad ; Seseorang memakai pakaian tipis dan tidak sampai diikatnya, apakah engkau berpendapat ia boleh memakainya dan sholat ? “ beliau menjawab : “ Aku berpendapat tidak boleh, jika pakaiannya tipis, maka ia sholat dengan cra duduk dan mengikatnya dari belakang sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Saw (di dalam satu baju) “. Riwayat ini sangatlah rumit dan tidak meriwayatkannya seorang pun selain Hanbal, walaupun ia tsiqah akan tetapi ia terkadang sedikit wahm. Telah berbeda pendapat para ulama terdahulu tentang tafarrud (riwayat menyendiri)-nya dari imam Ahmad, apakah riwayatnya tsabit (kuat) atau tidak “.

=========================
Dalam redaksi tersebut sangatlah jelas, bahwa yang sedang dibahas bukanlah tentang penakwilan imam Ahmad pada ayat mutasyabihat akan tetapi pembahasan tentang bab sholat. Sungguh hal ini adalah penipuan nyata yang sangat buruk yang telah mereka lakukan demi lencari pembenaran.

Di samping itu, mereka selain berdusta atas nama al-Hafidz Ibnu Rajab dengan cara menipu, mereka juga berusaha membuat pengkaburan fakta dengan menukil-nukil secara septong-potong agar membuat kesan bahwa periwayatan imam Hanbal tidaklah tsiqah.

Mereka tidak menukil lanjutan redaksi dalam kitab tersebut yang tertulis :

ولكن اعتمد الأصحاب على هذه الرواية ، ثم اختلفوا في معناها : فقال القاضي أبو يعلى ومن اتبعه: من وجد ما يستر به منكبيه أو عورته ولا يكفي إلا أحدهما فإنه يستر عورته ، ويصلي جالسا.

“ Akan tetapi para ulama Hanabilah memegang kuat riwayat tersebut, kemudian berbeda pendapat tentang maknanya; Al-Qadhi Abu Ya’la dan ulam yang mengikutinya berkata “ Orang yang menukan pakaian yang menutup kedua pundak atau auratnya akan tetapi tidak mencukupi salah satunya, maka ia gunakan untuk menutupi auratnya saja dan sholat dengan cara duduk. "
========================

Terlihat nyata, mereka sudah menipu pembaca dengan riwayat yang sengaja disalah tempatkan, juga mereka menipu pembaca dengan membuang lanjutan redaksi tersebut tentang pembahasan bab Sholat.

Sebuah penibuan yang nyata dan Allah-lah yang akan menghisap perbuatan kalian tersebut di hari perhitungan kelak.
Oleh sebab itu berhati-hatilah wahai saudaraku dari sekte manhaj salaf palsu ini, demi menutup-nutupi kesesatan ajaran mereka, apapun mereka lakukan walaupun berdusta atas nama ulama….

Perjuangkan terus manhaj salaf shaleh, jauhi bid’ah dholalah salafi-wahabi si manhaj salaf palsu.

NB :Postingan ini pernah saya tampilkan di wall saya, dan ternyata ada salah satu salafi yang berani berdiskusi dengan saya di postingan tersebut dengan 3 perjanjian yang dia sebutkan salah satunya jika terbukti salah dari salah satu di antara kita, maka kita wajib mengakuinya dan mau menerima kebenaran.

Kemudian diskusi berjalan dengan baik dan terbuktilah setelah proses diskusi panjang bahwa salafi yang membuat artikel itu memang salah dan dusta. Dan lawan diskusi saya pun mengakui bahwa itu sebuah kesalahan besar, seblumnya dia ngotot tidak mau mengakuinya. Bagi saya hal itu bukan saja kesalahan besar namun juga sebuah penipuan besar terhadap pembaca.

Silakan meluncur ke TKP :

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=580364638656478&set=pb.100000488403164.-2207520000.1353050180&type=3&src=http%3A%2F%2Fsphotos-e.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-ash3%2F552368_580364638656478_1937413107_n.jpg&size=960%2C720





Salam :
By : Shofiyyah An-Nuuriyyah

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar