Sabtu, 07 Juli 2012

Bukti Kongkrit Akidah wahabi-salafi adalah Akidah Yahudi


Para pembaca sekalian, mungkin banyak yang tidak mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya akidah wahabi-salafi, orang-orang awam pada umumnya hanya mengetahui bahwa akidah mereka menetapkan sifat-sifat Allah yang ada dalam al-Quran dan menghindari takwil karena takwil bagi mereka adalah perbuatan Yahudi.

Apalagi orang-orang yang telah menjadi doktrin mereka atau tertarik ajaran mereka sebab topeng yang mereka gunakan dengan slogan kembali pada Al-Quran dan Sunnah dan menjauhi segala bentuk kesyirikan, maka sudah pasti akan melihat ajaran dan akidah mereka murni ajaran tauhid yang suci. Usaha keras untuk memberantas segala bentuk kesyirikan yang ada dan telah merata di seluruh permukaan bumi ini.

Tapi tidak bagi kaum muslimin yang memiliki pondasi Tauhid Ahlus sunnah waljama’ah, mereka akan mampu mengetahui dan melihat misi jahat yang diselipkan di belakang slogan itu. Seiring waktu berjalan, semakin terlihat, semakin terbongkar akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya, semakin tercium dan tampak persamaan akidah wahabi-salafi dan Yahudi. Mereka secara lahir menampakkan pada kaum muslimin permusuhan pada Yahudi, tapi secara sembunyi berteman akrab dengan Yahudi.

Pada kali ini, saya akan bongkar untuk pembaca akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya yaitu “ AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI “. Tidak perlu saya mengambil sumber dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah yang menceritakan akidah wahabi. Jika saya nukil dari para ulama ahlu sunnah tentang perkataan tasybih dan tajsim mereka, maka mungkin mereka masih bisa menolak dan mengelak, mereka akan mengatakan itu fitnah dan tuduhan yang tak berdasar pada syaikh-syaikh kami,  tapi saya akan tampilkan dengan bukti-bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, ad-Darimi (bukan ad-Darimi sunni pengarang kitab sunan), Albani, Ibnu Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan mampu mereka bantah.

Saya hanya menampilkan bukti-bukti kongkrit ini semata-mata hanya untuk suadara-saudaraku yang telah terpengaruh dengan akidah wahabi. Dan petunjuk hanyalah dari Allah Swt.

Jika masih ada wahabi yang membantah bukti dan penjelasan nyata ini, maka ibarat orang yang berusaha menutupi cahaya matahari yang terang benderang di sinag hari dengan segenggam tangannya.

  1. Akidah Yahudi :
Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK “ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :
و قال فاسمع إذاً كلام الرب قد رأيت الرب جالسا على كرسيه و كل جند السماء وقوف لديه عن يمينه و عن يساره
“ Dan berkata “ Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya “.
Dalam kitab mereka yang berjudul “ SAFAR AL-MAZAMIR “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan :
الله جلس على كرسي قدسه
“ Allah duduk di atas kursi qudusnya “.


Akidah wahabi-salafi :

Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam wahabi juz 4 halaman 374 :

إن محمدا رسول الله يجلسه ربه على العرش معه

“ Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan Allah di atas Arsy bersama Allah “.
Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :

فما جاءت به الأثار عن النبى من لفظ القعود و الجلوس فى حق الله تعالى كحديث جعفر بن أبى طالب و 
حديث عمر أولى أن لا يماثل صفات أجسام العباد

“ Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud dan julus (duduk) bagi Allah seperti hadits Ja’far bin Abi Thalib dan hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan anggota tubuh manusia “.

Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata :

إذا جلس تبارك و تعالى على الكرسي سمع له أطيط كأطيط الرحل الجديد

“ Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang bintang tunggangan karena beratnya ”

Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis.

Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al-Hafdiz ad-Darimi pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan :
هبط الرب عن عرشه إلى كرسيه
“ Allah turun dari Arsy ke kursinya “

Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—Faqiy.

Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah dan menganjurkannya untuk dipelajari, sebab inilah wahabi menjadi taqlid buta.

Tapi akidah mereka ini disembunyikan dan tidak pernah dipublikasikan ke khalayak umum.

Sekedar info : Lafadz duduk bagi Allah tidak pernah ada dalam al-Quran dan hadits.

  1. Akidah Yahudi :
Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “ Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :

و قال الله نعمل الإنسان على صورتنا على شبهنا... فخلق الله الإنسان على صورته على صورة الله خلقه ذكرا و أنثى خلقهم
“ Allah berkata ; “ Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku…lalu Allah menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan wanita “.


Akidah wahabi :

Di dalam kitab “ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “ karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :

قال ابن قتيبة: فرأيت في التوراة: إن الله لما خلق السماء و الأرض قال: نخلق بشرا بصورتنا

“ Berkata Ibnu Qathibah “ Lalu aku melihat di dalam Taurat : “ Sesungguhnya Allah ketika menciptakan langit dan bumi, Dia berkata : “ Kami ciptakan manusia dengan bentukku “.
Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan :

و في حديث ابن عباس: إن موسى لما ضرب الحجر لبني إسرائيل فتفجر و قال: اشربوا يا حمير فأوحى الله إليه: عمدت إلى خلق من خلقي خلقتهم على صورتي فتشبههم بالحمير ، فما برح حتى عوتب

“ Di dalam hadits Ibnu Abbas : “ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air dan berkata : “ Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa “ Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “ Musa terus ditegor oleh Allah “.

Naudzu billah dari pendustaan pada Allah dan pada para nabi-Nya.

  1. Akidah Yahudi :
Disebutkan dalam kitab Yahudi yang mereka namakan “ Safar Khuruj “ ishah 19 nomer : 3-6 :
فناداه الرب من الجبل ... فالآن إن سمعتم لصوتي و حفظتم عهدي

“ Maka Tuhan memanggil kami dari bukit….sekarang jika kalian mendengar suaraku dan menjaga janjiku “.


Akidah wahabi :

Di dalam kitab “ Fatawa al-Aqidah “ karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang dicetak Maktabah as-Sunnah cetakan pertama tahun 1992 di Mesir, pada halaman 72 Ibnu Utsaimin berkata :

في هذا إثبات القول لله و أنه بحرف و صوت ، لأن أصل القول لا بد أن يكون بصوت فإذا أطلق القول 
فلا بد أن يكون بصوت

“ Dalam hal ini dijelaskan adanya penetapan akan ucapan Allah Swt. Dan sesungguhnya ucapan Allah itu berupa huruf dan suara. Karena asli ucapan itu harus adanya suara. Maka jika dikatakan ucapan, maka sudah pasti ada suara “.

  1. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan dengan “ SAFAR ISY’IYA “ Ishah 25 nomer 10, Yahudi berkata :

لأن يد الرب تستقر على هذا الجبل

“ Sesungguhnya tangan Tuhan istiqrar / menetap di gunung ini “


Akidah wahabi :

dalam kitab Fatawa al-Aqidah karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang diterbitkan oleh Maktabah as-Sunnah cetakan pertama halaman 90, al-Utsaimin berkata :

و على كل فإن يديه سبحانه اثنتان بلا شك ، و كل واحدة غير الأخرى ، و إذا وصفنا اليد الأخرى بالشمال فليس المراد أنها أنقص من اليد اليمنى

“ kesimpulannya, sesungguhnya kedua tangan Allah itu ada dua tanpa ragu lagi. Satu tangannya berlainan dari tangan satunya. Jika kita sifatkan tangan Allah dengan sebelah kiri, maka yang dimaksud bukanlah suatu hal yang kurang dari tangan kanannya “.

  1. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab Yahud “ Safar Mazamir “ Ishah 2 nomer : 4 disebutkan :
الساكن في السموات يضحك الرب
“ Yang tinggal di langit, Tuhan sedang tertawa “


Akidah wahabi :

Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ cetakan Dar al-’Ashimah halaman 182, Ibnu Taimiyyah berkata :
أن الله فوق السموات بذاته

“ Sesungguhnya Allah itu di atas langit dengan Dzatnya “

Di dalam kitab “ Qurrah Uyun al-Muwahhidin “ karya Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab (cicit Muhammad bin Abdul wahhab), cetakan Maktabah al-Muayyad tahun 1990 cetakan pertama, halaman 263 disebutkan :

أجمع المسلمون من أهل السنة على أن الله مستو على عرشه بذاته…استوى على عرشه بالحقيقة لا بالمجاز
“ Sepakat kaum muslimin dari Ahlus sunnah bahwa sesungguhnya Allah beristiwa di Arsy dengan dzat-Nya…Allah beristiwa di atas Arsy secara hakekat bukan majaz “.
Dan masih segudang lagi akidah-akidah wahabi-salafi yang meyakiniTuhannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah Yahudi.

Dan masih segudang lagi akidah-akidah wahabi-salafi yang meyakiniTuhannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah Yahudi. Dan jika saya beberkan semuanya, maka akan menjadi lembaran yang sangat banyak. Cukup yang singkat sedikit ini membuktikan bahwa akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya adalah akidah Yahudi. 




Jumat, 06 Juli 2012

Wahabi adalah Khowarij dan ahli bid’ah menurut pandangan imam Adz-Dzahabi murid Ibnu Taimiyyah.



Imam Adz-Dzahabi adalah salah satu ulama yang dipercayai oleh wahabi karena beliau juga merupakan murid Ibnu Taimiyyah yang memuji-muji Ibnu Taimiyyah. Padahal di akhir-akhir hidupnya imam Adz-Dzhabi membebaskan diri dari Ibnu Taimiyyah disebabkan pandangan-pandangan Ibnu Taimiyyah yang banyak menyimpang. Bahkan imam Adz-Dzahabi menulis sebuah risalah khusus menasehati Ibnu Taimiyyah mantan gurunya tersebut.

Kali ini saya akan tampilkan ucapan imam Adz-Dzahabi yang hampir tidak pernah dipublikasikan yang menyatakan bahwa pemahaman wahabi adalah pemahaman Mutanaththi’ (lebay), Khowarij dan Ahlul bid’ah di dalam kitab karya beliau sendiri Siyar A’lam an-Nubala, perhatikan :

قال عبد الله بن أحمد : رأيت أبي يأخذ شعرة من شعر النبي صلى الله عليه وسلم فيضعها على فمه يُقبّلُها . وأحسب أنّي رأيته يضعها على عينيه , ويغمسها في الماء ويشربه يستشفي به . ورأيته أخذ قصعة من شعر النبي صلى الله عليه وسلم فغسلها في جبّ الماء ثم شرب فيها , ورأيته يشرب من ماء زمزم يستشفي به يمسح به يديه ووجهه : قلتُ: أين (المُتَنَطِّع) المُنكِر على أحمد ؟؟ وقد ثبت أن عبد الله سأل أباه عمن يلمَسُ رُمَّانة منبر النبي صلى الله عليه وسلم, ويَمَسُّ الحجرة النبوية, فقال: لا أرى بذلك بأساً. أعاذنا الله وإياكم من رأي (الخوارج) ومن (البدع).

“ Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata “ Aku telah melihat ayahku mengambil sehelai rambut Nabi Saw kemudian meletakkannya dimulutnya dan menciuminya. Aku juga melihatnya meletakkan rambut itu di tengah-tengah kedua matanya kemudian beliau mencelupkannya ke dalam air dan meminum airnya untuk dijadikan obat dengannya. Aku juga pernah melihat ayahku mengambil wadah berisi rambut Nabi Saw lalu ayahku mencucinya di dalam kantong air kemudian meminum dengannya. Aku juga melihat ayahku minum air zamzam berharap sembuh dengannya dan mengusapkannya ke kedua tangan dan wajahnya. Aku (imam Adz-Dzahabi) katakan “ Adakah orang berlebihan yang memungkiri imam Ahmad ? sungguh telah tetap bahwasanya Abdullah telah bertanya pada ayahnya (imam Ahmad) tentang orang yang menyentuh pegangan mimbar Nabi Saw dan juga menyentuh kamar Nabi Saw, maka ayahku menjawab “ yang demikian itu tidak apa-apa “, semoga kami dan kalian dilindungi Allah dari RO’YU (PAHAM) KHOWARIJ DAN DARI BI’DAH-BID’AH “.

(Siyar A’lam an-Nubala : 11/212)


Selasa, 03 Juli 2012

Wahabi adalah pengikut madzhab hawa nafsu, pengkhianat ilmiyyah dan madzhab mereka seperti ular.

Seorang ulama besar pensyarah Musnad imam Ahmad bin Hanbal yaitu syaikh Hamzah Ahmad az-Zain mensifati wahabi dengan pengikut madzhab hawa nafsu, pengkhianat ilmiyyah dan madzhab mereka seperti ular.

Ketika beliau mensyarah hadits nomer 23476 dalam kitab Musnad imam Ahmad, beliau berkomentar sebagai berikut :

إسناده صحيح ، كثير بن زيد وثقه أحمد ورضيه ابن معين ووثقه ابن عمار الموصلي وابن سعد ، وابن حبان ، وصلحه أبو حاتم ورضيه ابن عدي ولكن ضعفه النسائي ولينه أبو زرعة . وتمسك قوم بتضعيف النسائي وكلام أبي زرعة وتركوا كل هؤلاء لا لشيء إلا ليضعفوا هذا الحديث . وخطأ الحاكم والذهبي لأنهما صححاه في المستدرك 4 / 515 علماً بأنهم يوثقون كثير بن زيد في أماكن غير هذا ، ومعنى ذلك أن التوثيق والاتهام يخضع للأهواء والمذاهب وهذه خيانة علمية بحد ذاتها أما لماذا يضعفوه هنا ؟ فهذه سقطة علمية محسوبة عليهم يقولون إن في هذا دلي لم يجيز التمسح بالقبور . وهل كان أبو أيوب يتمسح بقبر النبي وهؤلاء عندهم عقدة من أي خبر فيه دنو من القبور وهذا أكبر دليل على بطلان مذهبهم ، فماذا يرجى من خونة للعلم ؟ ولا ندري مذهب هؤلاء . إنهم يدعون أنهم حنابلة تارة ولا مذهبية تارة أخرى . فلا تبعوا الحنابلة وقد خالفوا الذهبي وهو حنبلي ولا هم أثبتوا مذهباً واضحاً صريحاً يعرف لهم وإنما في مذهب كالحية

“ Isnadnya shahih, Katisr bin Zaid telah ditautsiq (dinilai tsiqah) oleh imam Ahmad dan disetujui Ibnu Ma’in, juga dinilai tsiqah oleh Ibnu Ammar al-Mushili, Ibnu Sa’ad dan Ibnu Hibban. Disetujui oleh Abu Hatim dan Ibnu Adi akan tetapi an-Nasai mendhaifkannya dan melayinkannya Abu Zar’ah. Sekelompok orang berpegang dengan penilaian dhaif an-Nasai dan kalam Abu Zar’ah dan mereka tidak memperdulikan ulama-ulama yang telah menilai tsiqah tersebut, bukan untuk apa-apa kecuali hanya untuyk mendhaifkan hadits ini saja. Kelompok itu menyalahkan al-Hakim dan adz-Dzahabi yang telah menshahihkan hadits tersebut dalam kitab Mustadraknya 4/515, karena kedua imam ini mengetahui bahwa para ulama tersebut menilai tsiqah Katsir bin Zaid di bab-bab selain ini.

Makna dari ini semua bahwasanya penilaian tsiqah dan ittiham adalah hanyalah berdasarkan hawa nafsu dan pemikiran-pemikiran mereka. Ini adalah pengkhianatan terhdap keilmiyahan

Aku tidak mengetahui apa madzhab mereka? Mereka mengaku bermadzhab Hanbali terkadang mengaku tidak bermadzhab dan tidak mngeikuti madzhab hanbali, dan mereka pun telah menentang adz-Dzahabi padahal adz-Dzahabi bermadzhab Hanbali. Mereka tidak menetapkan satu madzhab yang jelas untuk dikenali, sesungguhnya mereka di dalam madzhab seperti ular “.

(Musnad Ahmad : juz 14 halaman : 42 hadits nomer : 23476)



Senin, 02 Juli 2012

Nishfu Sya'ban dalam pandangan Ibnu Taimiyyah.


Mayoritas umat muslim jika datang malam separuh Sya’ban, maka mereka memuliakan malam tersebut dengan berbagai macam ibadah sprti dzikir, sholat sunnah tasbih, hajat atau lainnya. Tidak dengan yang beragama wahabi atau salafi, di malam itu telinga mereka merasa panas mendengar kaum muslimin membaca surat Yasin, dzikir dan lainnya, lisan mereka justru penuh dengan dzikir celaan dan bid’ah kepada kaum muslimin yang merayakan malam tsb dengan ibadah.

Tidak usah repot-repot menyodorkan dalil untuk membungkam lisan kotor mereka, cukup fatwa ulama mereka sendiri yang juga pencetus ajaran penisbat salaf ini yang dilanjutkan oleh generasi berikutnya kaum wahabi. Berikut petikan dari fatwa Ibnu Taimiyyah tentang Nisfu Sya’ban dalam kitab Majmu’ Fatawanya :

إذا صلى الإنسان ليلة النصف وحده أو في جماعة خاصّة كما كان يفعل طوائف من السلف فهو حسن

“ Jika seseorang sholat di malam Nisfu Sya’ban secara sendiri atau berjama’ah khusus sebegaimana dilakukan sekelompok dari ulama salaf, maka itu adalah BAIK “ (Majmu Fatawa : 23/131)

Di halaman selanjutnya Ibnu Taimiyyah juga berfatwa :

وأمَّا ليلة النصف فقد روي في فضلها أحاديث وآثار ونقل عن طائفة من السلف أنّهم كانوا يصلون فيها ، فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجّة ، فلا ينكر مثل هذا

“ Adapun malam nisfu Sya’ban, maka sungguh telah diriwayatkan tentang keutamaanya hadits-hadits dan atsar juga dinukil dari skelompok ulama salaf bahwasanya mereka melakukan sholat di malam tersebut. Maka sholatnya sesorang di malam itu sendiri, telah dilakukan terlebih dahulu oleh ulama salaf, dan itu adalah hujjah baginya maka tidak boleh diingkari seperti ini “. (Majmu’ Fatawa : 23/132)


Sejarah kelam raja Abdul Aziz, pendiri kerajaan wahabi di Najd


Sebagaimana pendiri wahabi Muhammad bin Abdul Wahhab dipenuhi dengan sejarah kelam dan berdarahnya, demikian pula para pengekornya terutama raja Abdul Aziz di dalam mendirikan kerajaan Arab Saudi yang dipimpinnya tak luput dari pertumpahan darah kaum muslimin yang dibunuhinya bahkan setelah dibunuh mereka tega merampok hasil peperangannya melawan kaum muslimin yang lemah tak berdaya, mereka mengganggap bereprang layaknya berperang melawan kaum kafir.

Mungkin sejarah ini jika ditulis oleh pihak selain mereka, maka mereka dengan segera menggapnya cerita ini hanyalah bualan dan kedustaan saja. Tapi bagaimana jika ternyata yang menceritakan sejarah kelam mereka adalah dari kalangan sejarawan mereka sendiri bahkan disakiskan dengan mata kepalanya sendiri. Berikut sekilas dari sejarah kelam yang dilakukan Abdul Aziz yang terangkum dalam kitab Unwanul Majd  fi Tarikh an-Najd karya Utsman  bin Bisyr seorang sejarawan Saudi urutan ketiga dari lima sejarawan Saudi yang paling diandalkan ulama wahabi :

وفيها سار عبد العزيز رحمه الله بالجيوش المنصورة إلى الإحساء وأناخ بالموضع المعروف بالمطريفي في الإحساء وقتل منهم رجالا كثيرا نحو السبعين رجلاً وأخذ أموالاً كثيرة، ثم أغار على المبرز فقتل من أهلها رجالا
“ Dan pada tahun 1176 H, Abdul Aziz Rahimahullah bersama bala tentaranya ke negeri Ihsa dan berhenti di daerah Mathrifi di Ihsa, kemudian ia membunuh tujuh puluh orang di sana dan merampas harta yang banyak, kemudian berlanjut lagi ke daerah Mabraz dan juga membunuh banyak orang di sana “. (Unwan al-Majd fii Tarikh an-Najd, Utsman bin Bisyr : 1/43)

=====================

-          Membunuh kaum muslimin yang masih bersyahadat Laa ilaaha illallah tanpa rasa takut

-          Merampas harta kaum muslimin yang mereka bunuh layaknya merampas harta kaum kafir

-          Maha besar Allah yang membeberkan sejarah kelam mereka melalui tangan-tangan pengikut mereka sendiri tanpa mereka sadari.

Minggu, 01 Juli 2012

Terbongkarnya kejahatan Muhammad bin Abdul Wahhab melalui tangan-tangan pengikut setianya


Para pengekor wahabi ketika banyak tulisan membongkar kejahatan pendiri paham mereka yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab diantaranya tindakan kriminalitas yang dilakukan Muhammad bin Abdul wahhab seperti mengkafirkan, memfitnah dan sampai membunuh, maka dengan spontan mereka mengatakan itu kedustaan dan bohong belaka. Mereka berusaha menutupi sejarah kelam pendiri ajaran mereka sendiri, tapi walau bagaimanapun sejarah kelam mereka tidak bias ditutup-tutupi datau direkayasa.

Dan maha besar Allah yang telah membongkar kejahatan orang-orang yang dhalim dan sesat melalui tangan-tangan mereka sendiri.  Kali ini saya akan menampilkan pada pembaca bukti kejahatan Muhamamad bin Abdul wahhab dan para pengikutnya melalui tulisan seorang murid Muhammad bin Abdul wahhab sendiri yaitu Syaikh Husain bin Ghannam yang telah menulis sejarah Najd dan terangkumkan dalam kitab karyanya Tarikh an-Najd yang sudah masyhur.

Syaikh Husain bin Ghannam berkata “ Syaikhku Muhamamd bin Abdul Wahhab berkata :

إن عثمان بن معمَّر - حاكم بلد عيينة - مشركٌ كافر ، فلما تحقق المسلمون من ذلك تعاهدوا على قتله بعد انتهائه من صلاة الجمعة، وقتلناه وهو في مصلاه بالمسجد في رجب 1163

“ Sesungguhnya Utsman bin Mu’ammir seorang hakim negeri Uyainah adalah orang yang musyrik dan kafir. Ketika kaum msulimin mengetahui kekafiran Utsman, maka mereka berencana untuk membunuhnya setelah selesai sholat jum’atnya. DAN KAMI MEMBUNUHNYA SEDANGKAN UTSMAN MASIH BERADA DI TEMPAT SHOLATNYA DI DALAM MASJID di bulan Rajab tahun 1163 “. (Tarikh an-Najd halaman 97)

==================================

Perhatikanlah wahai pembaca, syaikh Husain menceritakan kisah yang diceritakan sendiri oleh Muhamamad bin Abdul Wahhab. Di mana Muhamamd bin Abdul wahhab memvonis musyrik dan kafir terhadap Utsman bin Mu’ammir seorang hakim di Uyainah.

Yang dimaksud kaum muslimin tersebut adalah para pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri.

Dan perhatikanlah wahai pembaca, dengan bangga Husain dan Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan kronologinya ketika membunuh Utsman bin Mu’ammir tersebut.

Ironisnya mereka membunuh di dalam masjid dan Utsman masih di dalam mushollahnya bertepatan hari jum’at dan setelah menunaikan ibadah sholat jum’atnya…Laa haula wa laa quwwata illaa billah…

Suatu dosa besar yang berlipat-lipat yang dilakukan Muhamamd bin Abdul wahhab sekaligus, tapi ia merasa tindakan kejam dan busuknya itu suatu perbuatan mulia dan ia merasa bangga akan hal itu. Naudzu billahi min dzaalik..

Dan semoga Utsman bin Mu’ammir ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt, kita sudah paham orang muslim yang wafat di hari jum’at, maka ia mendapatk keistimewaan dari Allah terlebih wafatnya di dalam keaniayaan dari orang yang dhalim.